Selasa, 15 Oktober 2013

Perhatikan Hak Anakmu (Individu, Keluarga dan Masyarakat)

Keluarga adalah unit/ satuan masyarakat terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini dalam hubungannya dengan perkembangan individu sering dikenal dengan sebutan primary group. Kelompok inilah yang melahirkan individu dengan berbgai macam bentuk kepribadiannya dalam masyarakat.

Keluarga merupakan gejala universal, sebagai gejala yang universal keluarga mempunyai 4 karakteristik yang memberi kejelasan tentang konsep keluarga, yaitu:
1. Keluarga terdiri dari orang-orang yang bersatu karena ikatan perkawinan, darah atau adopsi. Yang mengikat suami dan istri adalah perkawinan, yang mempersatukan orang tua dan anak-anak adalah hubungan darah (umumnya) dan kadang-karang adopsi.
2. Para anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah dan mereka membentuk suatu rumah tangga (household), kadang-kadang satu rumah tangga itu hanya terdiri dari suami istri tanpa anak-anak, atau dengan satu atau dua anak saja.
3. Keluarga merupakan satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan saling berkomunikasi, yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan.
4. Keluarga mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang lebih luas.

Dalam keluarga sering kita jumpai adanya pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan. Suatu pekerjaan yagn harus dilakukan itu biasanya disebut fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan didalam atau oleh keluarga itu sendiri. Macam-macam fungsi keluarga adalah
  1. Fungsi Biologis
  2. Fungsi Pemeliharaan
  3. Fungsi Ekonomi
  4. Fungsi Keagamaan
  5. Fungsi Sosial
Keluarga menjadi lingkungan pertama bagi anak. Perilaku anak dalam lingkungan sosial ditentukan oleh pengajaran dan kebiasaan dalam keluarganya, karena peran orang tua sangat menenukan kepribadian seorang anak. 

Pada era saat ini banyak anak yang ditinggal bekerja oleh orang tuanya, yang kemudian anak ini dititipkan oleh pengasuh maupun di tempat-tempat penitipan anak. Ayah dan Ibunya sibuk bekerja mencari uang dari pagi bahkan tak jarang hingga larut malam. Para orang tua berdalih sibuk mencari uang demi masa depan anak-anak mereka nantinya. Tak jarang mereka melupakan waktu kebersamaanya dengan anak mereka. Padahal guru terbaik adalah orang tua.

Dosen saya pernah berkata, "Untuk apa kita berpendidikan tinggi jika nantinya anak-anak kita akan diasuh oleh pengasuh yang pendidikannya jauh dibawah kita". Dosen saya menyarankan agar lebih baik bekerja menjadi wiraswata agar mempunyai waktu lebih untuk keluarga, terutama seorang wanita. Perannya sangat diperlukan dalam masa tumbuh kembang anak apalagi jika anaknya masih berusia dibawah lima tahun, karena usia 0 sampai 5 tahun merupakan masa emas dalam tumbuh kembang anak. 




Suatu pagi ketika saya naik kereta commuter line menuju stasiun tanah Abang, di dalam kereta saya menemui seorang gadis kecil berusia 4 tahunan bersama ibunya yang akan berangkat bekerja. Di dalam kereta, sang ibu bercerita kepada penumpang wanita yang ada disebelahnya bahwa ia memang setiap hari membawa anaknya bekerja yang kemudian dititipkan di tempat penitipan anak yang berada tak jauh dari kantor tempat ia bekerja. Jika dipikirkan memang tak ada yang salah dengan cara ibu ini, justru saya sangat bangga kepadanya karena mampu membawa anaknya di dalam penuh sesaknya kereta. Tapi jika memperhatikan kondisi anak, saya menjadi kasihan, karena dia harus bangun pagi setiap hari agar bisa ikut ibunya bekerja. Mereka naik kereta pukul 06.00 WIB berarti gadis kecil ini harus bangun paling lambat pukul 05.30 WIB agar mempunyai waktu untuk bersiap-siap. Kemudian dia akan kembali pulang ke rumah bersama ibunya antara pukul 17.00 sampai pukul 19.00 WIB. Dimana pada jam-jam tersebut kereta sedang padat-padatnya menuju Bogor. Sudah terbayangkan bagaimana perjuangan gadis kecil itu dan ibunya agar bisa pulang ke rumah. Walau sang anak dititipkan di tempat penitipan anak, tetapi jika ia harus ikut ibunya pergi pagi pulang malam setiap hari sungguh kasihan. Karena badannya yang masih lemah harus mengikuti aktivitas sang ibu setiap hari.

Cerita lainnya yaitu, ketika orang tua sibuk dengan pekerjaannya di kantor dan tak memiliki waktu bermain dengan anaknya, seperti pada video "Membeli Waktu". Anak perempuan dalam video ini sangat merindukan bermain dengan ayahnya ia sampai rela menunggu hingga larut malam demi menunggu kepulangan ayahnya. Setiap hari ia murung, dan tak jarang ia iri pada anak-anak lain yang dapat bermain dengan ayahnya. Karena keinginannya untuk bermain dengan ayahnya tak kunjung terwujud akhirnya ia berfikir untuk membeli waktu sang ayah. Ia akhirnya memecahkan celengannya dan menghitung uang yang tekumpul. 

Malam itu sengaja ia menunggu ayahnya hingga larut malam. Saat sang ayah pulang ia segera menanyakan kepada ayahnya berapa gaji yang diperoleh sang ayah setiap bulannya, kemudian ia mulai menghitung gaji perhari hingga perjamnya. Setelah dihitung-hitung ternyata uang simpanannya dari celengan kurang Rp.5000. Kemudian ia meminta kekurangannya pada sang ayah. Karena lelah usai bekerja, ayahnya pun marah ketika anaknya terus merengek meminta uang Rp. 5000. Anak perempuan itu pun pergi ke kamar ketika dimarahi oleh sang ayah. Tapi akhirnya ayahnya secara bijaksana memberi pengertian kepada anak perempuannya itu dan menanyakan maksud ia meminta uang Rp. 5000. Betapa terkejut dan terharunya sang ayah ketika tahu anak perempuannya itu ingin membeli setengah jam waktu ayanhnya agar bisa bermain dengan dirinya. 

Dari kedua kisah ini, kesibukan orang tua sering kali tak mempedulikan kepentingan dan keinginan anak. Uang memang perlu untuk membiayai kehidupan sehari-hari dan masa depan anak tetapi kebersamaan dan pengajaran langsung dari orang tua lebih dari segalanya. Perlakukan anak sebagaimana mestinya, berikan hak-haknya sebagai anak agar ia dapat tumbuh menjadi seorang anak yang ceria, pandai, memiliki sopan santun, dan siap untuk hidup dalam lingkungan sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar