Senin, 07 Oktober 2013

Bangga Bahasa dan Budaya Indonesia (Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan)

Pengertian kebudayaan banyak sekali dikemukakan oleh para ahli. Salah satunya dikemukakan oleh Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, yang merumuskan bahwa kebudayaan adalah semua hasil dari  karya, rasa dan cipta masyarakat. 

Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan, yang diperlukan manusia untuk menguasi alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk kepentingan masyarakat.

Rasa yang meliputi jiwa manusia mewujudkan segi norma dan nilai masyarakat yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan alam arti luas, yang didalamnya termasuk agama, ideology, kebatinan, kesenian dan semua unusr yang merupakan hasil ekspresi dari jiwa manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat. 

Sedangkan cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan piker dari orang yang hidup bermasyarakat dan yang antara lain menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan.



Dari pengetian tersebut menunjukkan bahwa kebudayaan itu merupakan keseluruhan dari pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial, yang digunakan untuk menginterpretasikan dan memahami lingkungan yang dihadapi, untuk memenuhi segala kebutuhannya serta mendorong terwujudnya kelakuan manusia itu sendiri.

Perubahan kebudayaan pada dasarnya tidak lain dari perubahan manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah dari kebudayaan itu. Perubahan terjadi karena manusia mengadakan hubungan dengan manusia lainnya, atau karena hubungan antara kelompok manusia dalam masyarakat.

Indonesia adalah negara yang memancarkan berbagai pesona alam, budaya, bahasa dan daya tarik yang mengagumkan serta luar biasa. Indonesia memiliki suku bangsa yang terbanyak di dunia karena terdapat lebih dari 740 suka bangsa (etnis), hal ini menjadikan Indonesia memiliki bahasa terbanyak, yaitu 583 bahasa dan dialek dari 67 bahasa induk yang digunakan oleh berbagai suku bangsa di Indonesia. Meski memiliki banyak bahasa daerah, Indonesia memiliki bahasa nasional untuk menjunjung persatuan dan kesatuan yaitu Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional dan bahasa resmi di Indonesia. Bahasa Indonesia digunakan sebagai alat komunikasi dalam pergaulan sehari-hari dan menjadi bahasa akademik di sekolah. Bahasa Indonesia mampu menyatukan seluruh ragam daerah tanpa menghilangkan kekhasan tutur bahasa daerahnya.

Namun saat ini,dikalangan masyarakat mulai melupakan kaidah-kaidah baku dari Bahasa Indonesia. Banyak iklan-iklan yang ditayangkan di televisi maupun yang dipasang di tempat umum tidak menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Banyak iklan-iklan yang lebih memilih menggunakan bahasa gaul untuk mempromosikan barang maupun jasa yang dijualnya. Mereka menggap penggunaan bahasa yang demikian lebih menjual dan mudah dimengerti oleh semua lapisan masyarakat. Selain penggunaan bahasa gaul, banyak iklan yang menggunakan bahasa asing, seperti bahasa Inggris. 

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar orang berbicara dengan mencampurkan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Saya ingat ketika dosen bahasa Inggris saya mengomentari tentang anak muda di mall yang beliau temui sedang berbicara dengan mencampurkan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, beliau mengatakan "Sadarkah mereka yang berbicara dengan mencampurkan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia? Padahal jika diartikan secara harfiah bahasa, apa yang dikatakan anak-anak muda itu tidak memiliki arti, baik dari segi bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia." 

Apalagi saat ini tengah hebohnya-hebohnya kamus Vikinisasi (Viki Presetyo). Selain ia mencampurkan bahasa Inggris dan bahasan Indonesia, tatanan bahasa Indonesia yang ia gunakan juga kurang pas dan tidak memiliki arti serta makna. Jelas telihat, banyak anak muda yang sekarang kurang memahami struktur dan kaidah bahasa Indonesia. Jika diperhatikan, banyak anak-anak muda yang lebih bangga menggunakan bahasa asing dari pada bahasa nasional, yaitu bahasa Indonesia.  

Selain unsur bahasa, anak muda jaman sekarang juga telah terkontaminasi dengan budaya-budaya asing seperti budaya barat (amerika), jepang, dan korea. Selain menyukai artis-artis dari negara tersebut, mereka juga mulai meniru adat kebiasaan dari negara-negara tersebut, seperti gaya busana (harajuku dan korean style) serta tariannya (gangnam style dan harlem shake).  Padahal Indonesia 

Kita sebagai generasi penerus bangsa, sudah seharusnya bangga pada adat istiadat khas Indonesia serta menggunakan bahasa nasional pada kehidupan sehari-hari sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.


Kita juga harus melestarikan kesenian dan kerajinan sebagai warisan budaya bangsa Indonesia agar semakin dikenal luas oleh bangsa-bangsa lain dan tetap tertaga hingga anak cucu kita kelak.



Referensi :
http://visitindonesia2010.wordpress.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar