Jumat, 02 Mei 2014

Manusia dan Cinta Kasih, Manusia dan Keindahan

Manusia  dan Cinta Kasih

Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta, cinta adalah rasa suka (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya.  Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.

Cinta memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaa anak, hubungan yang erat di masyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan Tuhanny sehungga manusia menyembah Tuhan dengan ikhlas, mengikuti perintahnya, dan berpegang teguh pada syariat-Nya.  

Dalam bukunya seni mencintai, Erich Fromm menyebutkan, bahwa cinta itu terutama memberi, bukan menerima. Dan memberi merupakan ungkapan yang paling tinggi dari kemampuan. Yang paling penting dalam memberi ialah hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan materi. Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian dan pengenalan.


Pengertian tentang cinta dikemukakan juga oleh Dr. Sarlito W. Sarwono. Dikatakannya bahwa cinta memiliki tiga unsur yaitu keterikatan, keintiman, dan kemesraan.  Yang dimaksud dengan keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan dia. Kalau janji dengan dia harus ditepati, ada uang sedikit beli oleh-oleh untuk dia. Unsur kedua adalah keintiman, yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara Anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi.Unsir yang ketiga adalah kemesraan, yaitu adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen kalau jauh atau lama tdak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang, dan seterusnya. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut yang menunjukkan segitiga cinta :


Selanjutnya Dr. Sarlito W. Sarwono mengemukakan, bahwa tidak semua unsur cinta sama kuatnya. Kadang-kadang ada yang keterikatannya sangat kuat, tetapi keintiman atau kemesraan kurang.
Dr. Abdullah Nasih Ulwan, dalam bukunya manajemen cinta. Cinta adalah perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya dengan penuh gairah, lembut dan kasih sayang. Cinta adalah fitrah manusia ynag murni, yang tak dapat terpisahkan dengan kehidupannya. Ia selalu dibutuhkan. Jika seseorang ingin menikmatinya dengan cara yang terhormat dan mulia, suci dan penuh taqwa, tentu ia akan mempergunakan cinta itu untuk mencapai keinginannya yang suci dan mulia pula.

Di dalam kitab suci Al-Quran, ditemui adanya fenomena cinta yang bersembunyi di dalam jiwa manusia. Cint memiliki tiga tingkatan: tinggi, menengah, dan rendah. Cinta tingkat tertingggi adalah cinta kepada Allah, Rasulullah dan berjihad di jalan Allah. Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada kedua orang tua, anak, saudara, istri/suami, dan kerabat. Acinta tingkat terendah adalah cinta yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta, dan tempat tinggal.

Hakekat cinta adalah sangat besar. Hanya orang yangbtelah diberi kefahaman dan kecerdasan oleh Allah sajalah yang mampu merenungkannya. Diantara hikmah-hikmah tersebut adalah:
1. Sesungguhnya cinta itu adalah seperti ujian yang berat dan pahit dalam kehidupan manusia, karena setiap cinta akan mengalami berbagai macam rintangan.
2. Bahwa fenomena cinta yang tekah melekat di dalam jiwa manusia merupakan pendorong dan pembangkit yang paling besar di dalam melestarikan kehidupan lingkungan.Kalau bukan karena fenomena cinta, tak akan pernah ada gerakan, kreasi, dan apresiasi di dunia ini. Juga tidak akan pernah ada pembangunan dan kemajuan.
3. Bahwa fenomena cinta merupakan faktor utama di dalam kelanjutan hidup manusia, dalam kenal-mengenal antar mereka. Juga untuk saling memanfaatkan kemajuan bangsa. Ia merupakan modal utama di dalam mengenal berbagai macam ilmu pengetahuan yang tersimpan di dalam keindahan alam, kehidupan, dan kemanusiaan.
4. Fenomena cinta jika diperhatikan merupakan pengikat yang paling kuat di dalam hubungan antar anggota keluarga, kerukunan bermasyarakat, mengasihi sesama makhluk hidup, mengekkan keamanan, ketentraman, dan kesalamatan di segala penjuru bumi. Cinta merupakan benih dari segala kasih dan sayang, dan segala bentuk persahabatan, dimanapun adaanya.

Cinta Menurut Ajaran Agama
Dalam kehidupan manusia, cinta menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang seseorang mencintai dirinya sendiri, cinta istri dan anaknya, hartanya, atau Allah dan RasulNya. Berbagai bentuk cinta ini bisa kita dapatkan dalam kitab suci Al-Quran.

Cinta Diri
Cinta diri erat kaitanna dengan dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup, mengembangkanpotensi dirinya, dan mengaktualisasikan diri. Ia mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Al- Quran telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri ini, kecenderungannya untuk menuntut segala sesuatu yang membahayakan kesalamatan dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beiau mengetahui hal-hal gaib, tentu belia akan memperbanyak hal- hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
Diantara gejala yang menjukkan kecintaan mansia terhadap dirinya sendiri ialah kecintaannya yang sangat terhadap hartam yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala saran untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup. (QS, Al-Adiyat , 100:8).

Cinta kepada sesama manusia
Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya, tidak boleh tidak ia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Pun hendaknya ia menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih sayang pada orang-orang lain, bekerja sama dengan dan memberi bantuan kepada orang.
Al-Quran juga menyeru kepada orang-orang yang beriman agar saling cinta mencintai seperti mereka pada diri mereka sendiri. Dalam seruan itu sesungguhnya terkandung pengarahan kepda para mukmin agar tidak berlebih-lebihan dalam mencintai diri sendiri.

Cinta Seksual
Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerjasama antara suami dan istri. Ia merupakan faktor yang premier bagi kelangsungan hidup keluarga. Dorongan seksual melakukan suatu fungsi penting, yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis. Lewat dorongan seksuallah terbentuk keluarga. Dari keluarga terbentuk masyarakat dan bangsa. Dengan demikian bumi pun menjadi ramai, bangsa-bangsa saling kenal-mengenal, kebudayaan berkembang, dan ilmu pengetahuan dan industri menjadi maju.

Cinta Kebapakan
Mengingat bahwa antara ayah dengan anak-anaknya tidak terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu dengan anak-anaknya, maka para ahli ilmu jiwa modern berpendapat bahwa dorongankebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya dorongan keibuan, melainkan psikis. Dorongan ini nampak jelas dalam cinta bapak kepada anak-anaknya, karena mereka sumber kesenangan dan kegembiraan baginya, sumber kekuatan dan kebanggaan, dan merupakan faktor penting bagi kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan tetap terkenangnya dia setelah meninggal dunia.

Cinta kepada Allah
Puncak cinta manusia yang paling bening, jernih dan spritual ialah cintanya kepada Allah dan kerinduan kepada-Nya. Tidak hanya dalam shalat, pujian, dan doanya saja, tetapi juga dalam semua dan tingkah lakunya. Cinta yang iklas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukkan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini juga akan membuatnya menjadi seorang yang cinta pada sesama manusia, hewan, semua makhlukmakhluk Allah dan seluruh alam semesta.

Cinta Kepada Rasul
Cinta kedapa  rasul, yang ditus Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam, menduduki peringatan ke dua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusiaa baik dalam tingah laku , moral maupun berbagai sifat luhur lainnya.

Kasih Sayang
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S. Poerwadaminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.

Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Kasih sayang yang tidak disertai kejujuran, terancamlah kebahagiaan rumah tangga.

Kasih sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tua. Adanya kasih sayag ini mempengaruhi kehidupan si anak dalam masyarakat. Orang tua dalam memberikan kasih sayangnya bermacam-macam demikian pula sebaliknya. Dari cara pemberian cinta kasih ini dapat dibedakan:
1. Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat pasif.
Orang tua memberikan kasih sayang terhadap anaknya baik berupa moral – materiil dengan sebanyak-banyaknya, si anak menerima saja, mengiyakan tanpa respon. Hal ini menyebabkan si anak menjadi takut, kurang berani dalam masyarakat, tidak berani menyatakan endapat, minder dan kurang percaya diri.
2. Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat aktif.
Si anak berlebih-lebihan memberikan kasih sayang terhadap orang tuanya, kasih sayang ini diberikan secara sepihak, orang tua mendiamkan saja tingkah laku si anak, tidak memberikan perhatian apa yang diperbuat si anak.
3. Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat pasif.
Disini masing-masing jelas membawa hidupnya, tingkah lakunya sendiri-sendiri, tanpa saling memperhatikan. Kehidupan keluarga ini sangat dingin, tidak ada kasih sayang, masing-masing membawa caranya sendiri, tidak ada tegur sapa jika tidak perlu.
4. Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat aktif
Dalam hal ini orang tua saling memberikan kasih sayang dengan sebanyak-banyaknya. Sehingga hubungan antara orang tua dan anak sangat intim dan mesra, saling memncintai, saling menghargai, saling membutuhkan.

Kasih sayang itu nampak sekali bila seorang ibu sedang menyusui atau menggendong, bayinya itu diajak bercakap-cakap, ditimang-timang, dinyanyikan, meskipun bayi itu tak tahu arti kata-kata, lagu, dan sebagainya.



Manusia dan Keindahan

Kata keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

Keindahan adalah identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya Tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah.

Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan,waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal.

Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain, keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Dengan bentuk itu keindahan dapat berkomunikasi. Keindahan hanya sebuah konsep, yang baru berkomunikasi setelah mempunyai bentuk, misalnya lukisan, pemandangan alam, tubuh yang molek, film, nyanyian , dan lainnya.

Menurut The Liang Gie , menurut asal katanya dalam bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beautiful” dalam bahasa Peranci “beau”, sedang Italia dan Spanyol “bello” berasal dari kata latin “bellum”, Akar katanya adalah “bonum” yang berarti kebaikan, kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi “bonellum” dan terakhir diperpendek sehingga ditulis “bellum”.

Menurut cakupannya orang harus membeakan antara keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Untuk perbedaan ini dalam bahasa Inggris sering dipergunakan istilah beaty (keindahan) dan the beautiful (benda atau hal yang indah). Disamping itu terdapat pula perbedaan menurut luasnya pengertian, yakni:
·                  Keindahan dalam arti yang luas
·                  Keindahan dalam arti estetis murni
·                  Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan

Pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi :

·                  Keindahan seni
·                  Keindahan alam
·                  Keindahan moral
·                  Keindahan intelektual
     
Keindahan dalam arti estetis murni menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Sedang keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang diserapnya dengan penglihatan, yakni berupa keindahan dari bentuk dan warna.
   
Keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kualitas pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kualitas yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity), keselaran (harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (bakance), dan perlawanan (contrast).

Dari ciri itu dapat diambil kesimpulan, bahwa keindahan tersusun dari berbagai keselaran dan kebaikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat, bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengamat.

Filsuf dewasa ini merumuskan keindahan sebagai kesatuan hubungan yang terdapat antara penerapan-penerapan inderawi. Sebagian filsuf lain menghubungkan pengertian keindahan dengan ide kesenangan (pleasure), yang merupakan sesuatu yang menyenangkan terhadap penglihatan atau pendengaran. Filsuf abad pertengahan Thomas Aquinos (1225-1274) mengatakan, bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.

Menurut Keats, orang yang mempunyai konsep keindahan hanya tertentu jumlahnya. Mereka mempunyai negative capability, yaitu kemampuan untuk selalu dalam keadaan ragu-ragu, tidak menentu, dan misterius tanpa mengganggu keseimbangan jiwa dan tindakannya hanya pikiran dan hatinya yang selalu diliputi keresahan.
  
Pada hakekatnya negative capability adalah suatu proses. Keraguan, ketidaktentuan dan misteri adalah suatu proses. Proses inilah yang membuat seseorang menjadi kreatif. Orang yang tidak mempunyai negative capability tidak akan kreatif, karena segala sesuatu baginya sudah jelas, tidak menimbulkan keraguan dan tidak merupakan misteri. Begi Keats, proses kreativitas identik dengan perjuangan untuk menciptakan sesuatu yang indah.  


Referensi :
http://wahyuprakosa.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/26645/bab5-manusia_dan_keindahan.pdf 

http://dimyati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/18891/bab4-manusia_dan_cinta_kasih.pdf

                    




Tidak ada komentar:

Posting Komentar