Manusia dan Harapan
Harapan
Setiap
manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan berarti manusia itu mati
dalam hidup. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang
yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan
pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar
terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Bila dibandingkan dengan
cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antara harapan dan cita-cita
terdapat persamaan yaitu : keduanya menyangkut masa depan karena belum
terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal
yang lebih baik atau meningkat.
Menurut
kodratnya manusia itu adalah makhlluk sosial. Ada dua hal yang mendorong
manusia hidup dalam pergaulan manusia lain yaitu dorongan kodrat dan dorongan
ebutuhan hidup.
Menurut
Maslow sesuai dengan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia
mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan
manusia itu adalah:
1. Kelangsungan hidup
2. Keamanan
3. Hak dan kewajiban mencintai dan
dicintai
4. Diakui lingkungan
5. Perwujudan cita-cita
Kepercayaan
Kepercayaan
berasal dari kata percaya artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran.
Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan
akan keberanian. Dasar kepercayaan tu adalah kebenaran. Kebenaran merupakan
fokus dari segala pikiran, sikap dan perasaan. Dalam tingkah laku, perbuatan
manusia selalu hati-hati agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran. Manusia
sadar bahwa ketidakbenaran dalam bertindak, berucap dapat mencemarkan atau
menjatuhkan namanya.
Dr
Yuyun Suriasumantri dalam bukunya filsafat ilmu mengemukakan tiga teori tentang
kebenaran:
1. Teori koherensi : suatu pernyataan
dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dalam
pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
2. Teori korespondensi : teori yang
menyatakan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung
pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan dengan) obyek yang dituju oleh
pernyataan tersebut.
3. Teori pragmatis : kebenaran suatu
pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat
fungsional dalam kehidupan praktis.
Dasar
kepercayaan adalah kebenaran, sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu
dapat dibedakan atas:
1. Kepercayaan pada diri sendiri,
2. Kepercayaan pada orang lain,
3. Kepercayaan pada pemerintah,
4. Kepercayaan pada Tuhan.
Referensi :
http://ocw.gunadarma.ac.id/course/psychology/study-program-of-psychology-s1/ilmu-budaya-dasar/manusia-dan-harapan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar